Seketika itu juga muncratlah air
maniku didalam vaginanya, entah berapa kali munceratnya aku nggak tahu karena
terlalu nikmatnya dan diapun masih mengoyang semakin cepat. Seketika itu juga
tubuhnya mulai menegang dan terasa sekali vaginanya berdenyut dan selang
beberapa lama keluarlah cairan yang sangat banyak sekali, aku pun langsung
mengeluarkan penisku yang sudah basah kuyup ditimpa cairan cinta. Mereka pun
berebutan menjilati sisa-sia cairan yang masih ada dipenisku, Dahlia pun
langsung menjilati vaginanya Miranda yang masih mengalir cairan yang masih
menetes di vaginanya. Akupun melihat mereka seperti kelaparan yang sedang
berebutan makanan, setelah selang beberapa lama aku mulai memeluk Dahlia dan
aku pun mulai mencium bibirnya dan mulai turun ke lehernya yang jenjang menjadi
sasaranku yang mulai menari-nari diatasnya.
“Ooohh.. Joko.. Geelli..” desah
Dahlia.
Serangan bibirku semakin
menjadi-jadi dilehernya, sehingga dia hanya bisa merem melek mengikuti jilatan
lidahku.
Miranda dan Karina mereka asyik
berciuman dan saling menjilat payudara mereka. Setelah aku puas dilehernya, aku
mulai menurunkan tubuhnya sehingga bibirku sekarang berhadapan dengan 2 buah
bukit kembarnya yang masih ketat dan kencang. Aku pun mulai menjilati dan
sekali-kali aku gigit puntingnya dengan gigitan kecil yang membuat dia tambah
terangsang lagi dan dia medesah.
“Aaahh enak sekali Jok.. Terus
Jok hisap terus Jok enak Jok aahh sstt..”
Dahlia pun membalasnya dengan
mencium bibirku dengan nafsunya dan setelah itu turun ke pusar dan setelah itu
dia mulai mengulum, mengocok, menjilat penisku didalam mulutnya. Setelah dia
puas aku kembali menyerangnya langsung ke arah lubang vaginanya yang memerah
dan disekelilingi rambut-rambut yang begitu lebat. Aroma wangi dari lubang
kewanitaannya, membuat tubuhku berdesis hebat. Tanpa menunggu lama lagi,
lidahku langsung aku julurkan kepermukaan bibir vagina.
Tanganku bereaksi untuk menyibak
rambut yang tumbuh disekitar selangkangannya untuk memudahkan aksiku menjilati
vaginanya.
“Ssstt.. Jok.. Nikmat sekali..
Ughh,” rintihnya.
Tubuhnya menggelinjang, sesekali
diangkat menghindari jilatan lidahku diujung clitorisnya. Gerak tubuh Dahlia
yang terkadang berputar-putar dan naik turun, membuat lidahku semakin menghujam
lebih dalam ke lubang vaginanya.
“Joko.. Gila banget lidah kamu..”
rintihnya
“Terus.. Sayang.. Jangan lepaskan..” pintanya.
Paha Dahlia dibuka lebar sekali
sehingga memudahkan lidahku untuk menjilatnya. Dahlia menggigit bibir bawahnya
seakan menahan rasa nikmat yang bergejola dihatinya.
“Oohh.. Joko, aku nggak tahan..
Ugh..” rintihnya.
“Joko cepet masukan penis kamu aku sudah nggak tahan nih,” pintanya.
Perlahan aku angkat kaki kanannya
dan aku baringkan ranjang yang empuk itu. Batang kemaluanku sudah mulai mencari
lubang kewanitaannya dan sekali hentak.
“Bleest..” kepala penisku
menggoyang vaginanya Dahlia.
“Aowww.. Gila besar sekali Jok.. Punya kamu,” Dahlia merintih.
Gerakan maju mundur pinggulku
membuat tubuh Dahlia mengelinjang hebat dan sesekali memutar pinggulnya
sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa dibatang kemaluanku.
“Joko.. Jangan berhenti sayang..
Oogghh,” pinta Dahlia.
Dahlia terus menggoyangkan
kepalanya kekanan dan kekiri seirama dengan penisku yang menghujam dalam pada
lubang kewanitaannya. Sesekali Dahlia membantu pinggulnya untuk berputar-putar.
“Joko.. Kamu.. Memang.. Jagoo..
Ooohh,” kepalannya bergerak ke kiri dan ke kanan seperti orang triping.
Beberapa saat kemudian Dahlia
seperti orang kesurupan dan ingin memacu birahinya sekencang mungkin. Aku
berusaha mempermainkan birahinya, disaat Dahlia semakin liar. Tempo yang semula
tinggi dengan spontan aku kurangi sampai seperti gerakan lambat, sehingga centi
demi centi batang kemaluanku terasa sekali mengoyang dinding vagina Dahlia.
“Joko.. Terus.. Sayang.. Jangan
berhenti..” Dahlia meminta.
Permainanku benar-benar memancing
birahi Dahlia untuk mencapai kepuasan birahinya. Sesaat kemudian, Dahlia
benar-benar tidak bisa mengontrol birahinya. Tubuhnya bergerak hebat.
“Joko.. Aakuu.. Kelluuaarr..
Aaakkhh.. Goyang sayang,” rintih Dahlia.
Gerakan penisku kubuat
patah-patah, sehingga membuat birahi Dahlia semakin tak terkendali.
“Jok.. Ooo.. Aaammpuunn,”
rintihnya panjang.
Bersamaan dengan rintihan
tersebut, aku menekan penisku dengan dalam hingga mentok dilangit-langit vagina
Dahlia. Aku merasakan semburan cairan membasahi seluruh penisku.
Dahlia yang sudah mendapat kedua
orgasmenya, sedangkan aku masih berusaha untuk mencari kepuasan birahiku.
Posisi Dahlia, sekarang menungging. Penisku yang masih tertancap pada lubang
vaginanya langsung aku hujamkan kembali ke lubang vaginanya Dahlia.
“Ooohh.. Joko.. Kamu.. Memang..
Ahli..” katanya sambil merintih.
Kedua tanganku mencengkeram
pinggul Dahlia dan menekan tubuhnya supaya penisku bisa lebih menusuk ke dalam
lubang vaginanya.
“Dahlia.. Vagina kamu memang enak
banget,” pujiku.
“Kamu suka minum jamu yaa kok seret?” tanyaku.
Dahlia hanya tersenyum dan
kembali memejamkan matanya menikmati tusukan penisku yang tiada hentinya.
Batang kemaluanku terasa dipijiti oleh vagina Dahlia dan hal tersebut
menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Permainan sexku diterima Dahlia karena
ternyata wanita tersebut bisa mengimbangi permainan aku.
Sampai akhirnya aku tidak bisa
menahan kenikmatan yang mulai tadi sudah mengoyak birahiku.
“Dahlia.. Aku mau..
Keluar..”kataku mendesah.
“Aku juga sayang.. Ooohh.. Nikmat terus.. Terus..” Dahlia merintih.
“Joko.. Keluarin didalam.. Aku ingin rasakan semprotan.. Kamu..” pintanya.
“Iya sudah.. Ooogh.. Aaakhh..” rintihku.
Gerekan maju mundur dibelakang
tubuh Dahlia semakin kencang, semakin cepat dan semakin liar. Kami berdua
berusaha mencapai puncak bersama-sama.
“Joko.. Aku.. Aku.. Ngaak
kkuuaatt.. Aaakhh” rintih Dahlia.
“Aku juga sudah.. Ooogh.. Dahh,” aku merintih.
“Crut.. Crut.. Crut..” spermaku muncrat membanjiri vaginanya Dahlia.
Karena begitu banyak spermaku
yang keluar, beberapa tetes sampai keluar dicelah vagina Dahlia. Setelah
beberapa saat kemudian Dahlia membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan
tubuhku.
“Joko, ternyata Yanti benar, kamu
jago banget dalam urusan sex. Kamu memang luar biasa” kata Dahlia merintih.
“Biasa aja kok Mbak, aku hanya melakukan sepenuh hatiku saja,” kataku merendah.
“Kamu luar biasa..” Dahlia tidak meneruskan kata-katanya karena bibirnya yang
mungil kembali menyerang bibirku yang masih termangu.
Segera aku palingkan wajahku ke
arah Karina dan Miranda, ternyata mereka sudah tertidur pulas mungkin karena
sudah terlalu lelah, dan akupun tak kuasa menahan lelah dan akhirnya akupun
tertidur pulas. Dan setelah 4 jam aku tertidur aku pun terbangun karena ada
sesuatu yang sedang mengulum batang kemaluanku dan ternyata Miranda sudah
bangun dan aku pun menikmatinya sambil menggigit bibir bawahku. Dan kuraih
tubuhnya dan kucium bibirnya penuh dengan gairah dan akhirnya kami pun
mengulang kembali sampai besok harinya. Dengan terpaksa aku menginap karena
pertarunganku dengan mereka semakin seru aja.
Ketika pagi telah tiba akupun
langsung ke kamar mandi di ikuti oleh mereka dan akupun mandi bareng dan
permainan dimulai kembali didetik-detik ronde terakhir. Tanpa terasa kami
berempat sudah naik didalam bathup, kami mandi bersama. Guyuran air dipancurkan
shower membuat tubuh mereka yang molek bersinar diterpa cahaya lampu yang
dipancarkan ke seluruh ruangan tersebut. Dengan halus, mereka menuangkan sabun
cair dari perlengkapan bag shop punya mereka. Aku mengosok keseluruh tubuh
mereka satu persatu, sesekali jariku yang nakal memilih punting mereka.
“Ughh.. Joko..” mereka merintih
dan bergerak saat aku permainkan puntignya yang memerah.
Sebelum aku meninggalkan mereka,
kami berempat berburu kenikmatan. Dan entah sudah berapa kali mereka yang
sedang membutuhkan kehangatan mendapatkan orgasme. Kami memburu kenikmatan
berkali-kali, kami berempat memburu birahinya yang tidak kenyang.
Sampai akhirnya waktu menunjukkan
pukul 08.00 wib, dimana aku harus berangkat kerja dan pada jam seperti ini
jalanan macet akupun mempercepat jalannya agar tidak terkena macet yang
berkepanjangan. Aku meninggalkan Hotel H.. Sambil menikmati sisa-sisa
kenikmatan yang sudah ditinggalkan oleh permainan tadi.
E N D
0 comments:
Posting Komentar
Jangan lupa komennya ya demi membangun blog ini agar menjadi lebih baik dari sekarang saran anda sangat berarti untuk perkembangan blog ini :)