Pada tahun 1994 saya tercatat sebagai
siswa baru pada SMUN 2 pada waktu itu sebagai siswa baru, yah.. acara
sekolahan biasa saja masuk pagi pulang sekitar jam 14.00 sampai pada
akhirnya saya dikenalkan oleh teman seorang gadis yang ternyata gadis
itu sekolah juga di dekat sekolah saya yaitu di SMPN 3.
Ketika
kami saling menjabat tangan, gadis itu masih agak malu-malu, saya lihat
juga gadis itu tingginya hanya sekitar 158 cm dan mempunyai dada yang
memang kelihatan lebih besar dari anak seumurnya sekitar 34B (kalau
tidak salah umurnya 14 tahun), mempunyai wajah yang manis banget dan
kulit walaupun tidak terlalu putih tapi sangat mulus, (sekedar info
tinggi saya 165 cm dan umur waktu itu 16 tahun), saya berkata siapa
namamu?, dia jawab L---- (edited), setelah berkenalan akhirnya kami
saling memberikan nomor telepon masing-masing, besoknya setelah saling
telepon dan berkenalan akhirnya kami berdua janjian keluar besok harinya
jalan pertama sekaligus cinta pertama saya membuat saya deg-degan
tetapi namanya lelaki yah..., jalan terus dong.
Akhirnya malam
harinya sekitar jam 19.00 saya telah berdiri didepan rumahnya sambil
mengetuk pagarnya tidak lama setelah itu L----muncul dari balik pintu
sambil tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat dan rok yang
kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam.
Saya
tanya, "Mana ortu kamu...", dia bilang kalau di rumah itu dia cuma
tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan
mamanya di kota lain.
"Oohh jawab saya", saya tanya lagi "Terus Papa
kamu mana?" dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel
(papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu
juga kami langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung
memeluk dari belakang,penis saya selama jalan-jalan langsung tegang,
habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan-akan
memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).
Setelah
keliling kota dan singgah makan di tempat makan kami langsung pulang ke
rumahnya setelah tiba saya lihat rumahnya masih sepi mobil papanya
belum datang.
Tiba-tiba dia bilang "Masuk yuk!., Papa saya kayaknya
belum datang". Akhirnya setelah menaruh motor saya langsung mengikutinya
dari belakang saya langsung melihat pantatnya yang lenggak-lenggok
berjalan di depanku, saya lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba
di dalam rumahnya saya lihat tidak ada orang saya bilang "Pembantu kamu
mana?", dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama
rumah ini agak jauh ke belakang.
"oohh...", jawab saya.
Saya tanya lagi, "jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?", dia jawab iya.
"Terus Papa kamu yang bukain siapa..."
"saya..." jawabnya.
"Kira-kira
Papa kamu pulang jam berapa sih...", tanya saya. Dia bilang paling
cepat juga jam 24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)
Saya tanya lagi "Kamu memang mau jadi pacar saya...".
Dia bilang "Iya...".
Lalu
saya bilang, "kalau gitu sini dong dekat-dekat saya...", belum sampai
pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung saya tarik ke dalam
pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai
ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yang benar-benar
besar itu sambil saya remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah
kebelet) diapun mengeluh "Ohh.., oohh sakit". katanya.
Saya
langsung mengulum telinganya sambil berbisik, "Tahan sedikit yah...",
dia cuma mengangguk. Payudaranya saya remas dengan kedua tanganku sambil
bibir saya jilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya langsung saya
lumat-lumat bibirnya yang agak seksi itu, kamipun berpagutan saling
membenamkan lidah kami masing-masing. Penis saya langsung saya rasakan
menegang dengan kerasnya. Saya mengambil tangan kirinya dan menuntun
memegang penisku dibalik celana saya, dia cuma menurut saja, lalu saya
suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, saya langsung mengeluh
panjang, "Uuhh..., nikmat sayang", kata saya.
"Teruss...", dengan
agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan
membenamkan muka saya di antara payudaranya, tapi masih terhalang BH-nya
saya jilati payudaranya sambil saya gigit-gigit kecil di sekitar
payudaranya, "aahh..., aahh". Diapun mendesis panjang tanpa melepas
BH-nya saya langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas
payudaranya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai
payudara yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang
keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama saya main cewek baruku tahu
sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar
putingnya). Saya jilat kedua payudaranya sambil saya gigit dengan keras
putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. "Aahh...,
sakkiitt...", tapi saya tidak ambil pusing tetap saya gigit dengan
keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.
Sekarang
payudara dia berada tepat di depan wajah saya. Sambil saya memandangi
wajahnya yang sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua
payudaranya dengan lembut. Diapun kembali mendesis, "Ahh..., aahh...",
kemudian saya tarik payudaranya dekat ke wajah saya sambil saya gigit
pelan-pelan. Diapun memeluk kepala saya tapi tangannya saya tepiskan.
Sekelebat mata saya menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup
saya pun menyuruh dia untuk penutup pintunya, dia pun mengangguk sambil
berjalan kecil dia pergi menutup pintu dengan mengendap-endap karena
bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang
bikin hati siapa saja akan lemas melihat payudara yang seperti itu.
Setelah
mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju saya. Saya pun langsung
menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan kedua
tangan saya tapi tetap dalam keadaan berdiri saya jilati kembali
payudaranya. Setelah puas mulut saya pun turun ke perutnya dan tangan
saya pelan-pelan saya turunkan menuju liang senggamanya sambil terus
menjilati perutnya sesekali mengisap puting payudaranya. Tangan sayapun
menggosok-gosok selangkangannya langsung saya angkat pelan-pelan rok
yang dia kenakan terlihatlah pahanya yang mulus sekali dan CD-nya yang
berwarna putih saya remas-remas liang kewanitaannya dengan terburu buru,
dia pun makin keras mendesis, "aahh..., aakkhh... ohh..., nikmat
sekali...", dengan pelan-pelan saya turunkan cdnya sambil saya tunggu
reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala
muncul tanda setan).
Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi
bulu-bulu tapi sangat sedikit. Sayapun menjilatinya dengan penuh nafsu,
diapun makin berteriak, "Aakkhh..., akkhh..., lagi..., lagii..".
Setelah
puas sayapun menyuruhnya duduk di lantai sambil saya membuka kancing
celanaku dan saya turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku, saya tuntun
tangannya untuk mengelus penis saya yang sudah sangat tegang sehingga
sepertinya mau loncat dari CD-ku. Diapun mengelusnya terus mulai
memegang penis saya. Saya turunkan CD-ku maka penis saya langsung
berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Diapun kaget sambil melotot
melihat penis saya yang mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm
dan panjang kira-kira 15 cm) saya menyuruhnya untuk melepas kaos yang
dia kenakan dan roknya juga seperti dipangut dia menurut saja apa yang
saya suruh lakukan. Dengan terburu-buru saya pun melepas semua baju saya
dan celana saya kemudian karena dia duduk dilantai sedangkan saya
dikursi, saya tuntun penis saya ke wajahnya dia pun cuma melihatnya
saja. Saya suruh untuk membuka mulutnya tapi kayaknya dia ragu-ragu.
Setengah
memaksa, saya tarik kepalanya akhirnya penisku masuk juga kedalam
mulutnya dengan perlahan dia mulai menjilati penis saya, langsung saya
teriak pelan, "Aakkhh..., aakkhh...", sambil ikut membantu dia
memaju-mundurkan penis saya di dalam mulutnya. "aakk..., akk..., nikmat
sayyaangg...". Setelah agak lama akhirnya saya suruh berdiri dan
melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal
akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah dia
depanku sambil berdiri. Sayapun tak mau ketinggalan saya langsung
berdiri dan langsung melepas CD-ya. Saya langsung menubruknya sambil
menjilati wajahnya dan tangan saya meremas-remas kedua payudaranya yang
putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, "Aahh..., aahh...,
aahh..., aahh", sewaktu tangan kananku saya turunkan ke liang
kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.
Setelah agak lama
baru saya sadar bahwa jari saya telah basah. Saya pun menyuruhnya untuk
membelakangiku dan saya siapkan penis saya. Saya genggam penis saya
menuju liang senggamanya dari belakang. Saya sodok pelan-pelan tapi
tidak maumasuk-masuk saya sodok lagi terus hingga dia pun terdorong ke
tembok tangannyapun berpangku pada tembok sambil mendengar dia mendesis,
"Aahh..., ssaayaa..,. ssaayaangg..., kaammuu...", sayapun terus
menyodok dari belakang. Mungkin karena kering penis saya nggak mau
masuk-masuk juga saya angkat penis saya lalu saya ludahi tangan saya
banyak-banyak dan saya oleskan pada kepala penissaya dan batangnya dia
cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Saya genggam penis saya
menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan saya cari dulu lubangnya
begitu saya sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung mendesis kembali,
"Ahh..., aahh...", saya tuntun penis saya menuju lubang senggamanya itu
tapi saya rasakan baru masuk kepalanya saja diapun langsung menegang
tapi saya sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan yang keras saya
sodok kuat-kuat lalu saya rasa penis saya seperti menyobek sesuatu maka
langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah menangis,
"Ssaakkiitt...". Saya rasakan penis saya sepertinya dijepit oleh dia
keras sekali hingga kejantanan saya terasa seperti lecet di dalam
kewanitaannya. Saya lalu bertahan dalam posisi saya dan mulai kembali
menyiuminya sambil berkata "Tahann.. sayang... cuman sebentar kok..."
Saya
memegang kembali payudaranya dari belakang sambil saya remas-remas
secara perlahan dan mulut saya menjilati belakangnya lalu lehernya
telinganya dan semua yang bisa dijangkau oleh mulut saya agak lama.
Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati ciuman saya dibadan dan
remasan tangan saya di payudaranya, "Ahh..., aahh..., ahh..., kamu
sayang sama lakukan?" dia berkata sambil melihat kepada saya dengan
wajah yang penuh pengharapan. Saya cuma menganggukkan kepala padahal
saya lagi sedang menikmati penis saya di dalam liang kewanitaannya yang
sangat nikmat sekali seakan-akan saya lagi berada di suatu tempat yang
dinamakan surga. "Enak sayang?", kataku. Dia cuma mengangguk pelan
sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, "Aahh..., aahh..."
lalu saya mulai bekerja, saya tarik pelan-pelan penis saya lalu saya
majukan lagi tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis,
"Aahh..., ahh..., ahhkkhh..." akhirnya ketika saya rasakan bahwa dia
sudah tidak kesakitan lagi saya pun mengeluar-masukkan penis saya dengan
cepat dia pun semakin melenguh menikmati semua yang saya perbuat pada
dirinya sambil terus-meremas payudaranya yang besar itu. Dia teriak
"Sayaa mauu keeluuarr...".
Sayapun berkata
"aahhkkssaayyaanggkkuu...", saya langsung saja sodok dengan lebih keras
lagi sampai-sampai saya rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya
tapi saya benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara,
"Ahh..., aahh..., ahh..., akkhh..., akkhh..., truss" langsung dia bilang
"Sayyaa kkeelluuaarr..., akkhh..., akhh...", tiba-tiba dia mau jatuh
tapi saya tahan dengan tangan saya. Saya pegangi pinggulnya dengan kedua
tangan saya sambil saya kocok penis saya lebih cepat lagi, "Akkhh...,
akkhh..., ssaayyaa mauu..., kkeelluuaarr..., akkhh...", pegangan saya di
pinggulnya saya lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.
Dari
penis saya menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya, "Ccroott...,
croott.., ccrroott..., akkhh..., akkhh...", saya melihat air mani saya
membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, "Akhh..., thanks
sayangkuu...", sambil berjongkok saya cium pipinya sambil saya suruh
jilat lagi penisku. Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu saya
bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan
memakainya kembali.
Setelah kami berdua selesai saya mengecup
bibirnya sambil berkata, "Saya pulang dulu yah sampai besok sayang...!".
Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin
nyesal tidak tahu ahh. Saya lihat jam saya sudah menunjukkan jam 23.35,
saya pulang dengan sejuta kenikmatan.
TAMAT
0 comments:
Posting Komentar
Jangan lupa komennya ya demi membangun blog ini agar menjadi lebih baik dari sekarang saran anda sangat berarti untuk perkembangan blog ini :)