Namaku Rini, usiaku sekarang 23 tahun, aku
bekerja sebagai salah satu karyawati di BUMN besar di Jakarta. Oh ya,
kata temen-temen sih aku memiliki wajah yang cantik, dengan rambut
sebahu, kulitku kuning langsat, tinggi 163 cm, dengan tubuh yang
langsing dan seksi. Aku ingin menceritakan pengalaman seksku yang
pertama justru dari teman baik ayahku sendiri, peristiwa yang tak kuduga
ini terjadi ketika aku baru saja akan masuk kelas 2 SMP, ketika aku
masih tinggal di Yogya. Teman ayah itu bernama, Om Bayu dan aku sendiri
memanggilnya Om. Karena hubungan yang sudah sangat dekat dengan Om Bayu,
ia sudah dianggap seperti saudara sendiri di rumahku. Om Bayu wajahnya
sangat tampan, wajahnya tampak jauh lebih muda dari ayahku, karena
memang usianya berbeda agak jauh, usia Om Bayu ketika itu sekitar 28
tahun. Selain tampan, Om Bayu memiliki tubuh yang tinggi tegap, dengan
dada yang bidang.
Kejadian ini bermula ketika liburan semester,
waktu itu kedua orang tuaku harus pergi ke Madiun karena ada perayaan
pernikahan saudara. Karena kami dan Om Bayu cukup dekat, maka aku minta
kepada orang tuaku untuk menginap saja di rumah Om Bayu yang tidak jauh
dari rumahku selama 5 hari itu. Om Bayu sudah menikah, tetapi belum
punya anak. Istrinya adalah seorang karyawan perusahaan swasta,
sedangkan Om Bayu tidak mempunyai pekerjaan tetap. Dia adalah seorang
makelar mobil. Hari-hari pertama kulewati dengan ngobrol-ngobrol sambil
bercanda-ria, setelah istri Om Bayu pergi ke kantor. Om Bayu sendiri
karena katanya tidak ada order untuk mencari mobil, jadi tetap di rumah
sambil menunggu telepon kalau-kalau ada langganannya yang mau mencari
mobil. Untuk melewatkan waktu, sering juga kami bermain bermacam
permainan seperti halma, atau monopoli, karena memang Om Bayu orangnya
sangat pintar bergaul dengan siapa saja.
Ketika suatu hari,
setelah makan siang, tiba-tiba Om Bayu berkata kepadaku, "Rin... kita
main dokter-dokteran yuk.., sekalian Rini, Om periksa beneran, mumpung
gratis".
Memang kata ayah dahulu Om Bayu pernah kuliah di fakultas
kedokteran, namun putus di tengah jalan karena menikah dan kesulitan
biaya kuliah.
"Ayoo...", sambutku dengan polos tampa curiga.
Kemudian
Om Bayu mengajakku ke kamarnya, lalu mengambil sesuatu dari lemarinya,
rupanya ia mengambil stetoskop, mungkin bekas yang dipakainya ketika
kuliah dulu.
"Nah Rin, kamu buka deh bajumu, terus tiduran di ranjang".
Mula-mula aku agak ragu-ragu. Tapi setelah melihat mukanya yang bersungguh-sungguh akhirnya aku menurutinya.
"Baik Om", kataku, lalu aku membuka kaosku, dan mulai hendak berbaring.
Namun Om Bayu bilang, "Lho... BH-nya sekalian dibuka dong.., biar Om gampang meriksanya".
Aku yang waktu itu masih polos, dengan lugunya aku membuka BH-ku, sehingga kini terlihatlah buah dadaku yang masih mengkal.
"Wah..., kamu memang benar-benar cantik Rin...", kata Om Bayu.
Kulihat matanya tak berkedip memandang buah dadaku, dan aku hanya tertunduk malu.
Setelah
telentang di atas ranjang, dengan hanya memakai rok mini saja, Om Bayu
mulai memeriksaku. Mula-mula di tempelkannya stetoskop itu di dadaku,
rasanya dingin, lalu Om Bayu menyuruhku bernafas sampai beberapa kali,
setelah itu Om Bayu mencopot stetoskopnya. Kemudian sambil tersenyum
kepadaku, tangannya menyentuh lenganku, lalu mengusap-usapnya dengan
lembut.
"Waah... kulit kamu halus ya, Rin... Kamu pasti rajin
merawatnya", katanya. Aku diam saja, aku hanya merasakan sentuhan dan
usapan lembut Om Bayu.
Kemudian usapan itu bergerak naik ke
pundakku. Setelah itu tangan Om Bayu merayap mengusap perutku. Aku hanya
diam saja merasakan perutku diusap-usapnya, sentuhan Om Bayu
benar-benar terasa lembut, dan lama-kelamaan terus terang aku mulai jadi
agak terangsang oleh sentuhannya, sampai-sampai bulu tanganku merinding
dibuatnya. Lalu Om Bayu menaikkan usapannya ke pangkal bawah buah
dadaku yang masih mengkal itu, mengusap mengitarinya, lalu mengusap buah
dadaku. Ih..., baru kali ini aku merasakan yang seperti itu, rasanya
halus, lembut, dan geli, bercampur menjadi satu. Namun tidak lama
kemudian, Om Bayu menghentikan usapannya. Dan aku kira... yah, hanya
sebatas ini perbuatannya. Tapi kemudian Tom Bayu bergerak ke arah
kakiku.
"Nah.., sekarang Om periksa bagian bawah yah...", katanya.
Setelah diusap-usap seperti tadi yang terus terang membuatku agak
terangsang, aku hanya bisa mengangguk pelan saja. Saat itu aku masih
mengenakan rok miniku, namun tiba-tiba Om Bayu menarik dan meloloskan
celana dalamku. Tentu saja aku keget setengah mati.
"Ih..., Om kok celana dalam Rini dibuka...?", kataku dengan gugup.
"Lho...,
khan mau diperiksa.., pokoknya Rini tenang aja...", katanya dengan
suara lembut sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan senyum Om Bayu
penuh dengan maksud tersembunyi. Tetapi saat itu aku sudah tidak bisa
berbuat apa-apa.
Setelah celana dalamku diloloskan oleh Om Bayu,
dia duduk bersimpuh di hadapan kakiku. Matanya tak berkedip menatap
vaginaku yang masih mungil, dengan bulu-bulunya yang masih sangat halus
dan tipis. Lalu kedua kakiku dinaikkan ke pahanya, sehingga pahaku
menumpang di atas pahanya. Lalu Om Bayu mulai mengelus-elus betisku,
halus dan lembut sekali rasanya, lalu diteruskan dengan perlahan-lahan
meraba-raba pahaku bagian atas, lalu ke paha bagian dalam. Hiii..., aku
jadi merinding rasanya.
"Ooomm...", suaraku lirih.
"Tenang sayang.., pokoknya nanti kamu merasa nikmat...", katanya sambil tersenyum.
Om Bayu lalu mengelus-elus selangkanganku, perasaanku jadi makin tidak karuan rasanya.
Kemudian, dengan jari telunjuknya yang besar, Om Bayu menggesekkannya ke bibir vaginaku dari bawah ke atas.
"aahh..., Oooomm...", jeritku lirih.
"Sssstt..., hmm..., nikmat.., kan...?", katanya.
Mana
mampu aku menjawab, malahan Om Bayu mulai meneruskan lagi menggesekkan
jarinya berulang-ulang. Tentu saja ini membuatku makin tidak karuan, aku
menggelinjang-gelinjang, menggeliat-geliat ke sana-ke mari.
"Ssstthh...,
aahh..., Ooomm..., aahh...", eranganku terdengar lirih, dunia serasa
berputar-putar, kesadaranku bagaikan terbang ke langit. Vaginaku rasanya
sudah basah sekali karena aku memang benar-benar sangat terangsang
sekali.
Setelah Om Bayu merasa puas dengan permainan jarinya, dia
menghentikan sejenak permainannya itu, tapi kemudian wajahnya mendekati
wajahku, aku yang belum berpengalaman sama sekali, dengan pikiran yang
antara sadar dan tidak sadar, hanya bisa melihatnya pasrah tanpa
mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Wajahnya semakin dekat,
kemudian bibirnya mendekati bibirku, lalu ia mengecupku dengan lembut,
rasanya geli, lembut, dan basah. Namun Om Bayu bukan hanya mengecup, ia
lalu melumat habis bibirku sambil memainkan lidahnya, Hiii..., rasanya
jadi makin geli..., apalagi ketika lidah Om Bayu memancing lidahku,
sehingga aku tidak tahu kenapa, secara naluri jadi terpancing, sehingga
lidahku dengan lidah Om Bayu saling bermain, membelit-belit, tentu saja
aku jadi semakin nikmat kegelian.
Kemudian Om Bayu mengangkat
wajahnya dan memundurkan badannnya. Entah permainan apa lagi yang akan
diperbuatnya pikirku, aku toh sudah pasrah. Dan eh..., gila...,
tiba-tiba badannya dimundurkan ke bawah dan Om Bayu tengkurap di antara
kedua kakiku yang otomatis terkangkang, kepalanya berada tepat di atas
kemaluanku dan Om Bayu dengan cepat menyeruakkan kepalanya ke
selangkanganku, kedua pahaku dipegangnya dan diletakkan di atas
pundaknya, sehingga kedua paha bagian dalamku seperti menjepit kepala Om
Bayu. Aku sangat terkejut dan mencoba memberontak, akan tetapi kedua
tangannya memegang pahaku dengan kuat, lalu tanpa sungkan-sungkan lagi
Om Bayu mulai menjilati bibir vaginaku.
"aa..., Ooomm...!", aku
menjerit, walaupun lidah Om Bayu terasa lembut, namun jilatannua itu
terasa menyengat vaginaku dan menjalar ke seluruh tubuhku, namun Om Bayu
yang telah berpengalaman itu, justru menjilati habis-habisan bibir
vaginaku, lalu lidahnya masuk ke dalam vaginaku, dan menari-nari di
dalam vaginaku. Lidah Om Bayu mengait-ngait ke sana-ke mari
menjilat-jilat seluruh dinding vaginaku. Tentu saja aku makin
menjadi-jadi, badanku menggeliat-geliat dan terhentak-hentak, sedangkan
kedua tanganku mencoba mendorong kepalanya dari kemaluanku. Akan tetapi
usahaku itu sia-sia saja, Om Bayu terus melakukan aksinya dengan ganas.
Aku hanya bisa menjerit-jerit tidak karuan.
"aahh..., Ooomm...,
jaangan..., jaanggann..., teeerruskaan..., ituu..., aa..., aaku...,
nndaak..., maauu.., geellii..., stooopp..., tahaann..., aahh!".
Aku
menggelinjang-gelinjang seperti kesurupan, menggeliat ke sana-ke mari
antara mau dan tidak biarpun ada perasaan menolak akan tetapi rasa geli,
bercampur dengan kenikmatan yang teramat sangat mendominasi seluruh
badanku. Om Bayu dengan kuat memeluk kedua pahaku di antara pipinya,
sehingga walaupun aku menggeliat ke sana-ke mari, namun Om Bayu tetap
mendapatkan yang diinginkannya. Jilatan-jilatan Om Bayu benar-benar
membuatku bagaikan orang lupa daratan, vaginaku sudah benar-benar banjir
dibuatnya, hal ini membuat Om Bayu menjadi semakin liar, ia bukan cuma
menjilat-jilat, bahkan menghisap, menyedot-nyedot vaginaku. Cairan
lendir vaginaku bahkan disedot Om Bayu habis-habisan. Sedotan Om Bayu di
vaginaku sangat kuat, membuatku jadi samakin kelonjotan.
Kemudian
Om Bayu sejenak menghentikan jilatannya. Dengan jarinya ia membuka
bibir vaginaku, lalu di sorongkan sedikit ke atas. Aku saat itu tidak
tahu apa maksud Om Bayu, rupanya Om Bayu mengincar clitorisku. Dia
menjulurkan lidahnya, lalu dijilatnya clitorisku.
"aahh...", tentu
saja aku menjerit keras sekali, aku merasa seperti kesetrum, karena
ternyata itu bagian yang paling sensitif buatku. Begitu kagetnya aku
merasakannya, aku sampai menggangkat pantatku. Om Bayu malah menekan
pahaku ke bawah, sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, dan terus
menjilati clitorisku sambil dihisap-hisapnya.
"aa..., Ooomm...,
aauuhh..., aahh!", jeritku semakin menggila. Tiba-tiba aku merasakan
sesuatu yang teramat sangat, yang ingin keluar dari dalam vaginaku,
seperti mau pipis, dan aku tak kuat menahannya, namun Om Bayu yang
sepertinya sudah tahu, malahan menyedot clitorisku dengan kuatnya.
"Ooomm...,
aa!", tubuhku terasa tersengat tegangan tinggi, seluruh tubuhku
menegang, tak sadar kujepit dengan kuat pipi Om Bayu dengan kedua pahaku
di selangkanganku. Lalu tubuhku bergetar bersamaan dengan keluarnya
cairan vaginaku banyak sekali, dan tampaknya Om Bayu tidak
menyia-nyiakannya disedotnya vaginaku, dihisapnya seluruh cairan
vaginaku. Tulang-tulangku terasa luluh lantak, lalu tubuhku terasa lemas
sekali. Aku tergolek lemas.
0 comments:
Posting Komentar
Jangan lupa komennya ya demi membangun blog ini agar menjadi lebih baik dari sekarang saran anda sangat berarti untuk perkembangan blog ini :)