Home » » Wanita Agresif di Mata Pria

Wanita Agresif di Mata Pria


Untuk urusan cinta, pria berperan lebih aktif daripada wanita. Sedangkan wanita selalu sebagai pihak yang menilai dan memutuskan. Padahal di zaman sekarang ini, banyak orang mengatakan wanita tidak usah takut untuk menjadi pihak yang lebih aktif melakukan pendekatan dengan lawan jenisnya.

Mengenai hal itu Psikolog Bondan Seno Prasetyadi menuturkan cara pandangnya. "Semakin bergulirnya peradaban dan persamaan kesejajaran gender, serta mulai terbukanya tingkat pendidikan dalam pencapaian suatu prestasi. Maka, anggapan bahwa wanita yang lebih dulu mengutarakan kata cinta itu bukan disebut agresif,".

Menurutnya, saat ini bukan zamannya lagi bahwa hanya pria yang bisa mengungkapkan perasaannya. Saat ini, wanita pun memiliki hak yang sama. Karena saat berbicara mengenai masalah perasaan, maka menyangkut hak asasi manusia. Jadi, sebagai wanita jangan pernah mau ditindas oleh pria.

Hanya saja, sambungnya, ada hal yang tidak dapat dimungkiri yaitu kodrat bahwa seorang pria tetaplah pria dan wanita tetaplah wanita. Tetapi kedua jenis ini boleh sama-sama melakukan karier atau hobi.

"Bahkan di negara manapun, termasuk Indonesia, wanita boleh menjadi presiden. Hal tersebut sudah menjadi tanda bahwa kita menganut keterbukaan interpersonal. Artinya, kita sudah tidak melihat lagi pada gender tapi semua punya hak yang sama. Hanya tinggal bagaimana mencapai prosesnya," papar almamater Universitas Guna Dharma itu.

Ditambahkan oleh konsultan untuk SDM di beberapa perusahaan ini, agresif juga berlaku di dunia karier. Saat seorang pekerja wanita yang memiliki penilaian terhadap prestasinya baik, lantas meminta kenaikan jabatan kepada atasannya.

Maka hal itu sah-sah saja dilakukan, mengingat indikator karier sudah ditentukan oleh penilaian khusus. Kalau sudah begitu, inner beauty wanita tersebutlah yang keluar.

Meski demikian, sebelum Anda salah menafsirkan, ada dua macam agresif yang harus diketahui. Yaitu agresif secara fisik yang sifatnya menyerang atau bergerak dan agresif verbal serta non verbal.

"Orang yang bicara terus menerus pasti agresif. Misalnya seorang wartawan, karena tuntutan profesinya maka mengharuskan dia untuk banyak bicara," jelas staf pengajar di Fakultas Hukum di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta itu.

Nah, agar tidak salah kaprah, maka ada batasan perilaku agresif. Menurut Bondan, dalam bertindak agresif, agar tidak melanggar norma yang berlaku. Maka tidak melakukannya dengan vulgar, tapi harus smooth.

"Tindakan agresif yang dilakukan orang cerdas pasti tahu senjata atau strateginya. Jadi agresifitas dalam berkomunikasi baik itu menyatakan cinta maupun meminta jenjang karier yang lebih tinggi sah-sah saja dilakukan, asal dilakukan dengan tidak vulgar," tukasnya.
Share this article :

0 comments:

Posting Komentar

Jangan lupa komennya ya demi membangun blog ini agar menjadi lebih baik dari sekarang saran anda sangat berarti untuk perkembangan blog ini :)

 
Copyright © 2011. Indonesian Toshokan - All Rights Reserved