Cerita seks ini adalah sebuah cerita panas
yang mungkin akan selalu kuingat seumur hidupku, cerita panas yang
kuceritakan ini adalah pengalaman berharga bagiku, bahkan sulit
mendapatkan cerita sex yang semacam ini, hal ini diawali ketika aku
berencana mengikuti ujian PNS
atau CPNS yang diselenggarakan di kotaku, aku mendengar kabar dari
temanku bahwa disebuah daerah ada seorang dukun yang bisa menolong aku
untuk bisa lebih hoki dalam ujian nanti, dan disitulah cerita ini
berawal, ok langsung saja, begini cerita panas nya.
Malam itu gw sendirian pergi
mencari rumah dukun itu. Setelah sempat muter-muter nanya sana-sini,
akhirnya gw tiba di sebuah rumah sederhana yang nyaris tidak terlihat
dari jalan raya. Halamannya yang luas dan tertutup rimbunnya pohon-pohon
mangga membuat suasana menjadi sejuk dan tenang. Setelah beberapa kali
mengetuk pintu, seorang wanita setengah baya dengan senyum ramahnya
membukakan pintu.
“Permisi, apa benar ini rumahnya Mbak Ayik ( nama samaran juga )?” tanya kemudian.
“Oh iya, saya sendiri. Silakan
masuk, Pak!” Setelah dipersilakan duduk, tanpa basa-basi gw segera
memperkenalkan diri dan langsung mengutarakan maksud kedatanganku.
“Ooo, jadi Pak Andika ini juga pengen jadi PNS tohhhh?”
“Iya Mbak! Saya juga sudah
membawa sebotol madu murni sebagai syarat, seperti yang dikatakan teman
saya.” Gw menyodorkan satu botol madu murni kepada Mbak Ayik .
“Kalau begitu, silakan Pak
Andika ikut saya ke dalam!” Mbak Ayik beranjak dari duduknya sambil
membawa botol madu yang gw berikan tadi. Beliau berjalan menuju ke
sebuah kamar di ujung ruangan. Dari belakang gw membuntutinya sambil
memperhatikan gerakan pantat montoknya yang membuatku menelan ludah.
Sesampainya di dalam ruangan yang redup itu, Mbak Ayik menutup pintu dan menyuruhku membuka pakaianku.
“Maaf ya Pak Pak ! Tolong pakaiannya di lepas dan silakan berbaring di ranjang itu! Kita akan segera memulai ritualnya!”
“Semuanya, Mbak?” tanyaku malu-malu.
Mbak Ayik tersenyum, “Pak Andika
gak usah malu. Anggap saja saya tidak ada. Toh ini kan juga demi
cita-cita Pak Andika !” Mbak Ayik benar, pikirku. Lagi pula gw sudah
terlanjur datang ke sini, jadi gw tidak perlu malu lagi.
Sementara
Mbak Ayik menyiapkan kelengkapan ritual, gw segera menanggalkan semua
busanaku kemudian berbaring di atas ranjang yang tidak terlalu empuk
itu. Beberapa saat kemudian, dengan sebotol madu di tangannya, Mbak Ayik
datang dan duduk di sampingku. Sesaat gw sempat melihat Mbak Ayik
mengamati tubuh telanjangku. Pandangannya terkesan liar, seolah tengah
melihat ayam panggang yang siap untuk di santap.
Dengan duduk bersimpuh di
sampingku, Mbak Ayik mulai menuangkan madu murni itu ke sekujur tubuhku.
Gw memejamkan mata saat tangan lembut Mbak Ayik mulai menyentuh dada
gw, meratakan madu yang lengket itu ke setiap sudut tubuhku. Jemarinya
yang lentik dengan lihai menari-nari, meremas-remas dada bidangku dan
putingnya, dan mempermainkan bulu-bulu halus yang tumbuh di atasnya. Gw
menggigit bibirku sendiri, mencoba mengendalikan aliran darahku yang
bergejolak menuju ke arah pangkal paha gw.
“Pak Andika sudah punya pacar?” tanya Mbak Ayik memecah keheningan.
“Eh, saya baru menikah enam bulan yang lalu, Mbak!”
“ehmmm… jadi masih pengantin baru to! Wah, lagi panas-panasnya dong, Pak !” kata Mbak Ayik meledek.
“Ah,
Mbak Ayik ini bisa saja!” Tanpa sengaja tanganku menyentuh lutut Mbak
Ayik ketika beliau memindahkan tanganku yang tadi menutupi kemaluanku.
Gw juga sempat melirik pahanya yang sedikit tersingkap. Wah, mulus juga
pahanya, pikirku. Tanganku jadi betah berlama-lama di atas paha mulus
itu. Mbak Ayik membiarkannya ketika tanganku mengelusnya. Bahkan beliau
malah melebarkan pahanya. Seolah memberikan tanganku peluang untuk
bergerak menelusuri paha bagian dalamnya.
Darahku semakin mendidih
manakala dengan lincahnya jemari Mbak Ayik turun ke perutku, membelai
bulu-bulu halusnya dan memijat perutku, yang keras dan liat.
“Wah… badan Pak Andika kekar juga yah? Tinggi lagi. Pasti Pak Andika rajin olah raga.”
“Ya,
setiap enam hari dalam seminggu, setiap pagi dan sore saya usahakan
untuk olah raga meskipun hanya sejam. Biasanya sih saya rutin fitnes.”
“wahhhh.. pantesan adik Pak Andika gede!”
“Maksud Mbak Ayik , adik yang mana?” tanyaku pura-pura bodoh.
“Maksud saya adik yang ini…..”
kata Mbak Ayik sambil meremas kejantananku tanpa rasa canggung. Ada rasa
kaget sekaligus senang dengan perlakuan Mbak Ayik . Beliau dengan
lembut melumuri kejantananku dengan madu, kemudian mengocoknya pelan.
“opsttt … Mbak! Enak…!” gw
melenguh nikmat. Gw juga semakin berani dengan menyingkap roknya dan
memilin pahanya lebih jauh lagi. Dan ternyata Mbak Ayik menanggapi
positif tindakanku itu. Terbukti dengan ia sedikit mengangkat pantatnya
agar gw bisa mencapai pangkal pahanya. Wow! Sekali lagi gw terkejut
sekaligus senang manakala tanganku menyentuh rambut-rambut halus di
antara pangkal paha Mbak Ayik . Ternyata beliau sudah tidak memakai
celana dalam.
Perlahan-lahan gw mulai
menggosok bibir memek Mbak Ayik yang sudah basah itu dengan jariku. Mbak
Ayik bertambah kelojotan dan semakin bersemangat mengocok batang
kontolku. Perlahan-lahan batang kejantananku itu mulai membesar dan
mengeras. Tanpa rasa jijik, Mbak Ayik mulai menjilati sisa-sisa madu
yang menempel di sekitar pangkal paha gw, melumat buah zakarku, kemudian
bergerak naik menyapu urat-urat kontolku yang sudah bertonjolan.
“Gimana Pak Pak ? Enak kan?” tanya Mbak Ayik di sela-sela aksinya.
“Ahh…
nikmat banget Mbak! Saya belum pernah merasakan senikmat ini!” Gw
memang belum begitu berpengalaman dalam hal sex. Selama berhubungan
dengan isteriku, kami hanya melakukan dengan cara konvensional saja.
Namun kali ini Mbak Ayik memberikan pelajaran baru yang ekstrim. Ekstrim
enak… Terbukti ketika Mbak Ayik dengan lembut memasukkan ujung kontolku
ke mulut mungilnya, langsung saja berjuta kenikmatan menghampiriku.
“ohhhhh..yeahhh nak, Mbak!”
nafasku semakin memburu. gw merintih-rintih nikmat, namun Mbak Ayik
masih asyik mempermainkan kontolku di dalam rongga mulutnya. Gw juga
semakin berani. Kutarik roknya sampai terlepas. Bahkan Mbak Ayik juga
turut melepaskan kaosnya sendiri. Gila! Di usianya yang sudah tidak muda
lagi, ternya Mbak Ayik masih memiliki tubuh yang bagus. Kulitnya putih
mulus, Tokednya yang kencang dan montok, serta pantatnya yang bulat
menggemaskan membuatku seolah ingin mengunyahnya. Oh, sungguh seksi
sekali dukun ini.
“wakzzz…. kontol Pak Andika
memang luar biasa besarnya. Hhhmmmm…. saya memang sudah lama mendambakan
kontol sebesar ini.Hhhmmm…!” dengan rakus Mbak Ayik kembali melumat
kejantananku. Kali ini beliau mengangkangi tubuhku dan menyodorkan
memeknya tepat ke wajahku. Dengan naluriku, gw mendekatkan mulutku ke
memek Mbak Ayik yang merekah merah. Bau harum yang keluar sangat
merangsang syaraf otakku untuk menjilatnya.
Perlahan-lahan kujulurkan lidahku, dan kusapu permukaan memeknya dengan lembut.
“ohhhhh..yahhhhh… begitu Pak ! Jilat terus punya saya….!Oooghhh…tuhan!”
Mbak Ayik bertambah semangat
mempermainkan kontolku di dalam mulutnya. Sementara tangannya mengocok
batang kontolku, kepalanya juga bergerak naik turun. Sesekali beliau
menyedot-nyedot ujung kontolku kuat-kuat. Cukup lama kami dalam posisi
ini, saling menjilat, mengulum dan mengocok kemaluan masing-masing.
Berapa saat kemudian Mbak Ayik melepaskan kulumannya.
“Gimana, Pak Andika Suka kan?” tanya Mbak Ayik sambil tersenyum pada gw.
Gw hanya mengangguk pelan sambil menikmati jemari Mbak Ayik yang masih memijit-mijit batang kontolku.
“Berdasarkan pengamatan saya,
kebanyakan orang yang mempunyai kontol besar mempunyai keinginan yang
besar pula. Saya yakin, kali ini Pak Andika pasti akan bisa jadi Pegawai
Negeri.” kata Mbak Ayik menjelaskan. “Tapi sekarang, biarkan saya
bersenang-senang dulu dengan kontol Pak Andika yang besar ini!”
Mbak Ayik mengambil posisi duduk
di atas paha gw. Perlahan-lahan beliau meraih kejantananku dan
membimbingnya menuju ke liang sugawinya yang sudah basah. Dia terlihat
meringis saat ujung kontolku mulai memasuki memiawnya yang hangat.
Entah karena memiaw Mbak Ayik
yang sempit, ataukah karena kontolku yang besar, proses penetrasi itu
berjalan dengan lambat namun nikmat. Mbak Ayik tampak susah payah
berusaha agar batang kontolku bisa masuk utuh ke dalam memiawnya. Sampai
akhirnya…
“Aaougghh…. aduh Pak Andika !
Gede banget kontolmu!” tubuh Mbak Ayik yang mulus tampak berkilat-kilat
oleh cucuran keringatnya. Beberapa kali ia menghirup nafas dalam-dalam
sambil membiarkan batang kontolku terbenam dalam rongga memeknya yang
sempit. Beberapa saat kemudian Mbak Ayik mulai beraksi. Dengan kedua
tangannya bertumpu pada dada bidangku, beliau mulai mengayunkan
pantatnya naik-turun.
“uuhhhhh… ohhhhhhhh…!” Gw
mendesah-desah keenakan. Kedua tanganku memegang pinggul Mbak Ayik untuk
mengatur gerakan naik-turunnya. Sesekali tanganku juga merayap naik,
menggapai dua buah benda kenyal yang melambai-lambai indah seiring
dengan gerakan naik turun tubuhnya. Dengan liar Mbak Ayik
menghentak-hentakkan pantatnya, meliuk-liuk di atas tubuhku, seperti
seekor ular betina yang tengah membelit mangsanya. Terkadang beliau juga
membuat goyangan memutar-mutar pantatnya sehingga jepitan memeknya
terasa mantap. Batang kontolku terasa seperti di pelintir dan
dipijit-pijit di dalam lubang kenikmatan itu. Terasa sangat hangat dan
nikmat. Ooouuuhhh…
Semakin lama gerakan Mbak Ayik
semakin liar tak terkendali. Menghujam-hujam kejantananku semakin dalam
dan mentok sampai dinding terdalam rongga memeknya. Nafas kami juga
semakin memburu, seperti bunyi lokomotif tua yang berjalan dengan
sisa-sisa tenaganya.
“Oh, Pak Andika …, saya…sudah…nggak kuat…lagi…!
Mbak Ayik menjerit nikmat
berbarengan dengan muncratnya magma panas dari dalam rahimnya. Beliau
mencengkeram kuat-kuat dada gw. Seolah ingin menancapkan kuku-kukunya ke
dalam bukit dada gw.
“Ooohhh… sebentar lagi Mbak! Saya juga sudah mau keluar… ooohhh… yeaahhh….!”
Gw juga mempercepat gerakanku.
Meskipun Mbak Ayik terlihat lelah, namun gw masih bisa menopang tubuhnya
dan menggerakkan pinggulnya ke atas dan ke bawah. Beberapa menit
kemudian, gw merasakan batang kontolku semakin mengencang dan mulai
berdenyut-denyut. Gw segera mempercepat gerakanku. Kuhentak-hentakkan
tubuh Mbak Ayik . Bunyi berkecipak semakin terdengar nyaring. Sampai
akhirnya…..
“Saya… keluar Mbak! Oogghhh…!”
gw meregang nikmat bersamaan dengan menyemburnya sperma di dalam rongga
kenikmatan Mbak Ayik . Seketika tubuhku lemas. Gw sudah tak mampu lagi
menopang beban Mbak Ayik yang berada di atas tubuhku. Beliau ambruk
menindih tubuhku sementara batang kejantananku masih tetap menancap di
memeknya yang hangat. Dalam hati gw kagum dengan wanita ini. Beliau
telah memberikan pengalaman baru dalam bercinta. Belum pernah gw
merasakan pengalaman senikmat ini dalam berhubungan sex.
“Pak Andika memang benar-benar hebat!” kata Mbak Ayik sambil membelai dan sesekali menciumi bulu-bulu halus di dadaku.
“Mbak juga hebat! Belum pernah
saya sepuas ini, Mbak!” Gw mengecup kening beliau dan membelai-belai
rambut dan Tokednya yang terurai panjang. Tak berapa lama kemudian kami
pun terlelap saling berpelukan.
Entah sudah berapa lama gw
terpejam, ketika gw merasakan sesuatu yang merayap di atas perutku.
Sesuatu yang hangat dan lembut. Perlahan gw membuka mataku, ternyata
Mbak Ayik tengah asyik menciumi, menjilati dan melumat permukaan kulit
perut sixpackku.
“Aahhh…, Mbak Ayik masih pengen nambah lagi?” desahku pelan.
Mbak Ayik tersenyum manja, “Habis…, kontol Pak Andika guede sih! Siapa sih yang gak ketagihan ama kontol segede ini!”
“Ah, Mbak Ayik ini bisa aja!” gw
hanya merem melek, menikmati tangan beliau yang bermain main nakal di
selangkanganku. Dengan lembut Beliau membelai kejantananku dan
mengurut-urutnya dengan jempol dan telunjuknya. Terasa nikmat memang.
Mbak Ayik bertambah antusias ketika batang kontolku mulai membesar dan
mengeras. Dan dengan rakus, Mbak Ayik mulai menjilatinya, melumat dan
mengocok kejantananku dengan mulut mungilnya.
“Aaahhh…, aaahhh…, enak Mbak! Oohhh…!” gw hanya bisa mengerang keenakan.
“Hhhhmmm…., Pak Andika mau yang lebih enak lagi?” tanya Mbak Ayik menggoda.
“Emang ada yang lebih nikmat, Mbak?”
“Coba Pak Andika berdiri!” gw
menuruti perintah Mbak Ayik . Dengan kondisi tubuhku masih telanjang
bulat, gw berdiri di atas ranjang. Sementara itu, Mbak Ayik yang
berlutut di hadapanku tampak memandangi batang kejantananku yang sudah
berdiri mengangguk-angguk. Perlahan-lahan Mbak Ayik meraihnya dan
mengocoknya dengan lembut. Kukira beliau akan memasukkan batang kontolku
ke dalam mulutnya, tapi ternyata tidak. Beliau ternyata malah
menggosok-gosokkan batang kontolku di permukaan Tokednya yang lembut.
“Oohhh…. yaaahhh! Enak banget Mbak!”
“Ini masih belum seberapa, Pak !
Coba Pak Andika rasakan yang ini…” Mbak Ayik menggeser batang kontolku
dan menyelipkannya di antara belahan Tokednya. “Sekarang, coba ayunkan
pantat Mas Andika !”
Gw menurut saja. Perlahan-lahan
gw mengayunkan pantatku maju dan mundur, sementara Mbak Ayik
menekan-nekan Tokednya kencang sehingga batang kontolku terasa
terjepit-jepit diantara susunya yang kenyal.
“Oouuhhh…! Mbak Ayik memang
benar-benar pandai memanjakan pria! Ini benar-benar luar biasa, Mbak!”
gw mendesah-desah nikmat. Susu Mbak Ayik yang menekan-nekan kontolku
membuat diriku serasa melayang. Lama juga kami melakukan foreplay ini.
Sampai akhirnya Mbak Ayik meminta gw untuk segera menuntaskan permainan
itu.
“Aahhh…, Pak Andika ! Mbak sudah
kepengen banget nih!” rengek Mbak Ayik . Beliau melepaskan jepitan
susunya dan kemudian mengambil posisi seperti orang sedang menungging.
Meskipun gw masih belum begitu pengalaman, namun gw sudah pernah melihat
posisi seperti itu dalam film porno. Perlahan-lahan gw membimbing
kejantananku yang sudah berdiri keras ke arah lubang kewanitaan Mbak
Ayik yang menganga dari belakan. Mbak Ayik tampak menggigit bibir
sendiri ketika gw mulai menggesek-gesekkan ujung kontolku di bibir
memeknya.
“Ooouhhh…, ooohhh…! Cepetan masukin dong Pak !” rengek Mbak Ayik .
Pelan-pelan kutusukkan ujung kejantananku ke arah memek Mbak Ayik yang memerah.
“Aahhhh…!” gw melenguh nikmat.
Di usianya yang sudah tidak muda lagi, tapi Mbak Ayik masih memiliki
memiaw yang seret lagi keset. Jepitannya masih terasa kuat, seolah-olah
ingin meremukkan batang kontolku. Terlebih ketika seluruh batang
kontolku tertanam dan terhisap di dalam rongga memiawnya. Sesaat gw
membiarkan kontolku tertancap. Kemudian, pelan tapi pasti gw mulai
mengayunkan pantatku maju-mundur.
“Aaaahhhh…, yeaahhh….! Sodokanmu
mantep banget Pak Andika , Ooohhh…!” Mbak Ayik mengoceh tak karuan.
Ah-uh-ah-uh, oh-yeh-oh-yeh! Beliau juga hanya bisa meremas-remas seprei
kusut itu saat gerakanku mulai cepat. Lama juga kami bermain dalam
posisi doggy itu, sampai akhirnya Mbak Ayik terlihat sangat lelah.
“Aduh…, Oouhhh… kita istirahat dulu ya sayang! Ooohhh…!”
Gw mencabut kontolku, sedangkan
Mbak Ayik terguling ke samping dan terkapar dengan tubuh bersimbah
keringat. Payudaranya yang montok tampak naik turun seiring dengan deru
nafasnya yang terengah-engah. Setelah mengatur nafas beberapa saat,
gwpun mulai melanjutkan aksiku. Kubentangkan kaki Mbak Ayik ke samping
lebar-lebar, kuangkat kaki kanannya dan kuletakkan di atas bahuku.
Perlahan-lahan kutarik pinggang Mbak Ayik dan kuarahkan batang kontolku
menuju liang surgawinya yang menganga, dan sleeeep…!
Kembali kejantananku tertanam dalam lobang hangat itu.
“Aduuhh…, pelan-pelan dong sayang!” rintih Mbak Ayik .
Kembali gw ayunkan pantatku
perlahan-lahan namun pasti. Mbak Ayik yang berada di bawahku tampak
kelojotan menikmati aksiku ini. Terlebih ketika gw membercepat ayunanku
dan menekan kuat-kuat batang kontolku ke dalam rahimnya. Beliau hanya
bisa mengerang nikmat sambil mencengkeram kuat-kuat otot-otot lengan dan
dadaku. Sambil terus bergerak maju mundur, seskali gw meremas-remas,
menjilat, dan menciumi Tokednya.
“Iyaah…aaghhh! Terus
sayang…yahhh…yaahh…oouugghhh…. !” Mbak Ayik mengoceh tak karuan. Namun
gw tidak menghiraukannya. Gw terus memompa tubuh seksinya dengan gerakan
mengorek-ngorek lubang nikmat itu. Semakin lama gerakanku semakin liar.
“Ooohh…, Pak ! Saya sudah nggak sanggup lagi…., Ooohhh…., saya mau keluarrr….!”
Gw merasakan dinding-dinding
memek Mbak Ayik mengerut dan berdenyut-denyut, mencengkeram dan
meremas-remas batang kontolku dari dalam. Semakin lama kedutan memek
Mbak Ayik semain cepat, hal yang sama juga terjadi padaku. Batang
kontolku sudah terasa ngilu dan berdenyut-denyut. Sampai akhirnya…..
“Aaarrggghhh….! Gw keluar lagi
Pak !” Mbak Ayik menjerit puas. Gw semakin mempercepat gerakanku,
mengoyak-ngoyak isi memek Mbak Ayik . Namun sebelum sperma keluar, gw
segera mencabut kontolku. Sambil mengocoknya dengan tanganku, gw
menyodorkan batang kontolku ke bibir Mbak Ayik yang terbuka. Gw semakin
mempercepat kocokan tanganku sampai akhirnya….
“Aaaaggghh….aaaghh….aaaghhh…!”
Crot…crot…croottt! Cairan putih
kental muncrat beberapa kali ke mulut Mbak Ayik . Tanpa rasa jijik
beliau menelan habis spermaku, kemudian menjilati sisanya yang masih
menempel di batang kontolku.
Seketika tubuhku lemas, tulang-tulangku seolah rontok. Dan gw pun terkapar di sisi Mbak Ayik .
“Oh, Pak Andika benar-benar
perkasa! Terima kasih ya Pak !” gw memeluk tubuh Mbak Ayik dan mencium
keningnya. Beliau tampak tersenyum puas sambil meletakkan kepalanya di
atas dadaku dan mengusap-usap bulu-bulu halus di atasnya.
“Kalau saya berhasil jadi Pegawai Negeri, Mbak Ayik mau minta apa?” tanyaku kemudian.
Mbak Ayik bangkit dan duduk
bersimpuh di sampingku. “Saya tidak minta apa-apa kok, Pak !” beliau
tersenyum, “Pak Andika tidak perlu membelikan saya apapun! Saya cuma
minta ini…..” Mbak Ayik meraih kontolku yang terkulai tak berdaya.
Kemudian mengurut-urutnya dengan jemarinya yang lentik.
“Maksud Mbak Ayik ?” tanyaku tidak mengerti.
“Kalau Pak Andika berhasil jadi
PNS, saya cuma ingin Pak Andika mengunjungi saya setiap seminggu dua
sampai tiga kali, memberi saya jatah untuk dient*t pakai punya Pak
Andika yang besar dan panjang ini…..” lanjut beliau sambil menjilati
sisa-sisa sperma yang masih lengket di batang kontolku.
“Ah, kalau itu sih gampang! Dengan senang hati saya akan selalu siap melayani mbak!”
Mendengar jawabanku Mbak Ayik
kegirangan. Dan beliau kembali menggugah birahiku dengan memberikan
kuluman dan kocokan di batang kontolku. Beberapa minggu kemudian
akhirnya gw benar-benar lolos menjadi PNS. Dan setelah dilaksanakan
pelantikan, gw memenuhi janjiku kepada Mbak Ayik . Setiap kali ada
kesempatan, gw selalu berkunjung ke tempat Mbak Ayik . Tentu saja untuk
memberinya kepuasan. Dan selama berhubungan dengannya, beliau masih saja
mengakui kejantananku dalam bermain cinta! Cerita Ngentot Dukun Sexy kali ini demi cita citaku menjadi seorang PNS.
Obat Penggugur Kandungan ,,
BalasHapus