Tangan Tante Rani terus memainkan batang
kemaluan Arie dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang. "Aduh punya
kamu ternyata besar juga," bisik Tante Rani mesra sambil terus memainkan
batang kejantanan Arie dengan kedua tangannya. "Masa kamu tega sama
Tante dengan tidak memberikan reaksi apa pun Riee," bisik Tante Rani
dengan nafas yang berat. Mendengar ejekan itu hati Arie semakin berontak
dan rasanya ingin menelan tubuh molek di depannya bulat-bulat dan
membuktikan pada tantenya itu bahwa saya sebetulnya bisa lebih mampu
dari Pak Dadi.
Mulut Tante Rani yang merekah telah mengulum
batang kemaluan Arie dengan liarnya dan terlihat badan Tante Rani
seperti orang yang tersengat setrum ribuan volt. "Ayoo doong Riee, masa
kamu akan menyiksa Tante dengan begini... ayo dong gerakin tanganmu."
Kata-kata itu terlontar sebanyak tiga kali. Sehingga tangan Arie semakin
berani menyentuh pantatnya yang terbuka. Dengan sedikit malu-malu tapi
ingin karena sudah sejak tadi batang kemaluan Ari menegang. Arie mulai
meraba-saba pantatnya dengan penuh kasih sayang.
Mendapakan
perlakuan seperti itu, Tante Rani terus semakin menggila dan terus
mengulum kepuyaan Arie dengan penuh nafsu yang sudah lama dipendam.
Sedotan bibir Tante Rani yang merekah itu seperti mencari sesuatu di
dalam batang kemaluan Arie. Mendapat serangan yang sangat berapi-api itu
akhirnya Arie memutar kaki kirinya ke atas sehingga posisi Arie dan
tantenya seperti huruf T.
Tangan Arie semakin berani
mengusap-usap pinggul tantenya yang tersingkap dengan jelas. Daster
tantenya yang sudah berada di atas pinggulnya dan kemaluan tantenya
dengan lincah menjepit bantal kecil sofa itu. "Ahkkk, nikmat.." Tantenya
mengerang sambil terus merapatkan bibir kemaluannya ke bantal kecil itu
sambil menghentikan sementara waktu kulumannya. Ketika ia merasakan
akan orgasme. "Arie... Tante sudah tidak tahan lagi nich.." diiringi
dengan sedotan yang dilakukan oleh tantenya itu karena tantenya ternyata
sangat mahir dalam mengulum batang kemaluannya sementara tangannya
dengan aktif mempermainkan sisi-sisi batang kemaluan Arie sehingga Arie
dibuatnya tidak berdaya.
"Aduh . aduh.. Tante nikmat sekalii..."
erang tantenya semakin menjadi-jadi. Hampir tiga kali Tante Rani
merintih sambil mengerang. "Aduuh Rieee.. terus tekan-tekan pantat
Tante.." desah Tante Rani sambil terus menggesek-gesekkan bibir
kemaluannya ke bantal kecil itu. Arie meraba kemaluan tantenya, ternyata
kemaluan Tante Rani sudah basah oleh cairan-cairan yang keluar dari
liang kewanitaannya. "Ariee... nah itu terus Riee.. terus.." erang Tante
Rani sambil tidak henti-hentinya mengulum batang kemaluan Arie.
"Kamu kok kuat sekali Riee," bisik tante rRni dengan nafas yang
terengah-engah sambil terus mengulum batang kemaluan Arie. Tante Rani
setengah tidak percaya dengan kuluman yang dilakukannya karena belum
mampu membuat Arie keluar sperma. Arie berguman, "Belum tahu dia, ini
belum seberapa. Tante pasti sudah keluar lebih dari empat kali terbukti
dengan bantal yang digunakan untuk mengganjal liang kewanitaannya basah
dengan cairan yang keluar seperti air hujan yang sangat deras."
Melihat batang kemaluan Arie yang masih tegak Tante Rani semakin
bernafsu, ia langsung bangkit dari posisi telungkup dengan berdiri
sambil berusaha membuka baju Arie yang masih melekat di badannya. "Buka
yaa Sayang bajunya," pinta Tante Rani sambil membuka baju Arie perlahan
namun pasti. Setelah baju Arie terbuka, Tante Rani membuka juga celana
pendek Arie agar posisinya tidak terganggu.
Lalu Tante Rani
membuka dasternya dengan kedua tangannya, ia sengaja memperlihatkan
keindahan tubuhnya di depan Arie. Melihat dua gunung yang telah merekah
oleh gesekan sofa dan liang kewanitaan tantenya yang merah ranum akibat
gesekan bantal sofa, Ari menelan ludah. Ia tidak membayangkan ternyata
tantenya mempunyai tubuh yang indah. Ditambah lagi ia sangat terampil
dalam memainkan batang kemaluan laki-laki.
Masih dengan posisi
duduk, tantenya sekarang ada di atas permadani dan ia langsung menghisap
kembali batang kemaluan Arie sambil tangannya bergantian meraba-raba
sisi batang kemaluan Arie dan terus mengulumnya seperti anak kecil yang
baru mendapatkan permen dengan penuh gairah. Dengan bantuan payudaranya
yang besar, Tante Rani menggesek-gesek payudaranya di belahan batang
kemaluan Arie. Dengan keadaan itu Arie mengerang kuat sambil berkata,
"Aduh Tante.. terus Tante.." Mendengar erangan Arie, Tante Rani
tersenyum dan langsung mempercepat gesekannya. Melihat Arie yang akan
keluar, Tante Rani dengan cepat merubah posisi semula dengan mengulum
batang kemaluan dengan sangat liar. Sehingga warna batang kemaluan Arie
menjadi kemerah-merahan dan di dalam batang kemaluannya ada
denyutan-denyutan yang sangat tidak teratur. Arie menahan nikmat yang
tiada tara sambil berkata, "Terus Tante.. terus Tante..", Dan Arie pun
mendekap kepala tantenya agar masuk ke dalam batang kemaluannya dan
semprotan yang maha dahsyat keluar di dalam mulut Tante Rani yang
merekah. Mendapatkan semburan lahar panas itu, Tante Rani kegirangan dan
langsung menelannya dan menjilat semua yang ada di dalam batang
kemaluan Arie yang membuat Arie meraung-raung kenikmatan. Terlihat
dengan jelas tantenya memang sudah berpengalaman karena bila sperma
sudah keluar dan batang kemaluan itu tetap disedotnya maka akan semakin
nikmat dan semakin membuat badan menggigil.
Melihat itu Tante
Rani semakin menjadi-jadi dengan terus menyedot batang kemaluan Arie
sampai keluar bunyi slurp..., slurp..., akibat sedotannya. Setelah puas
menjilat sisa-sisa mani yang menempel di batang kemaluan Arie, lalu
Tante Rani kembali mengulum batang kejantanan Arie dengan mulutnya yang
seksi.
Melihat batang kemaluan Arie yang masih memberikan
perlawanan, Tante Rani bangkit sambil berkata, "Gila kamu Rieee.. kamu
masih menantang tantemu ini yaah.. Tante sudah keluar hampir empat kali
kamu masih menantangnya." Mendengar tantangan itu, Arie hanya tersenyum
saja dan terlihat Tante Rani mendekat ke hadapan Arie sambil mengarahkan
liang kewanitaannya untuk melahap batang kemaluan Arie. Sebelum
memasukkan batang kemaluan Arie ke liang kewanitaannya, Tante Rani
terlebih dahulu memberikan ciuman yang sangat mesra dan Arie pun
membalasnya dengan hangat. Saling pagut terjadi untuk yang kedua
kalinya, lidah mereka saling bersatu dan saling menyedot. Tante Rani
semakin tergila-gila sehingga liang kewanitaannya yang tadinya menempel
di atas batang kemaluan Arie sekarang tergeser ke belangkang sehingga
batang kemaluan Arie tergesek-gesek oleh liang kewanitaannya yang telah
basah itu.
Mendapat perlakuan itu Arie mengerang kenikmatan.
"Aduuh Tante..." sambil melepaskan pagutan yang telah berjalan cukup
lama. "Clepp..." suara yang keluar dari beradunya dua surga dunia itu,
perlahan namun pasti Tante Rani mendorongnya masuk ke lembah surganya.
Dorongan itu perlahan-lahan membuat seluruh urat nadi Arie bergetar.
Mata Tante Rani dipejamkan sambil terus mendorong pantatnya ke bawah
sehingga liang kewanitaan Tante Rani telah berhasil menelan semua batang
kemaluan Arie. Tante Rani pun terlihat menahan nikmat yang tiada tara.
"Arieee..." rintihan Tante Rani semakin menjadi ketika liang
senggamanya telah melahap semua batang kemaluan Arie. Tante Rani diam
untuk beberapa saat sambil menikmati batang kemaluan Arie yang sudah
terkubur di dalam liang kewanitaannya.
"Riee, Tante sudah tidak
kuat lagi... Sayang.." desah Tante Rani sambil menggerakan-gerakkan
pantatnya ke samping kiri dan kanan. Mulut tantenya terus mengaduh,
mengomel sambil terus pantatnya digeser ke kiri dan ke kanan.
Mendapatkan permainan itu Arie mendesir, "Aduh Tante... terus Tante.."
mendengar itu Tante Rani terus menggeser-geserkan pantatnya. Di dalam
liang senggama tantenya ada tarik-menarik antara batang kemaluan Arie
dan liang kewanitaan tantenya yang sangat kuat, mengikat batang kemaluan
Arie dengan liang senggama Tante Rani. Kuatnya tarikan itu dimungkinkan
karena ukuran batang kemaluan Arie jauh lebih besar bila dibandingkan
dengan milik Om Budiman.
Goyangan pantatnya semakin liar dan
Arie mendekap tubuh tantenya dengan mengikuti gerakannya yang sangat
liar itu. Kucuran keringat telah berhamburan dan beradunya pantat Tante
Rani dengan paha Arie menimbulkan bunyi yang sangat menggairahkan,
"Prut.. prat.. pret.." Tangan Arie merangkul tantenya dengan erat.
Pergerakan mereka semakin liar dan semakin membuat saling mengerang
kenikmatan entah berapa kali Tante Rani mengucurkan cairan di dalam
liang kewanitaannya yang terhalang oleh batang kemaluan Arie. Tante Rani
mengerang kenikmatan yang tiada taranya dan puncak dari kenikmatan itu
kami rasakan ketika Tante Rani berkata di dekat telingan Arie.
"Arieee..." suara Tante Rani bergetar, "Kamu kalau mau keluar, kita
keluarnya bareng-bareng yaaah". "Iya Tante..." jawab Arie.
Selang beberapa menit Arie merasakan akan keluar dan tantenya
mengetahui, "Kamu mau keluar yaaa." Arie merangkul Tante Rani dengan
kuatnya tetapi kedua pantatnya masih terus menusuk-nusuk liang
kewanitaan Tantenya, begitu juga dengan Tante Rani rangkulanya tidak
membuat ia melupakan gigitannya terhadap batang kemaluan Arie. Sambil
terus merapatkan rangkulan. Suara Arie keluar dengan keras, "Tanteee..
Tanteee.." dan begitu juga Tante Rani mengerang keras, "Rieee...".
Sambil keduanya berusaha mengencangkan rangkulannya dan merapatkan
batang kemaluan dan liang kewanitaannya sehingga betul-betul rapat
membuat hampir biji batang kemaluan Arie masuk ke dalam liang senggama
Tante Rani.
Akhirnya Arie dan Tante Rani diam sesaat menikmati
semburan lahar panas yang beradu di dalam liang sorga Tante Rani. Masih
dalam posisi Tante Rani duduk di pangkuan Arie. Tante Rani tersenyum,
"Kamu hebat Arie seperti kuda binal dan ternyata kepunyaan kamu lebih
besar dari suaminya dan sangat menggairahkan."
"Kamu sebetulnya
sudah tahu keinginan Tante dari dulu ya, tapi kamu berusaha mengelaknya
yaa.." goda Tante Rani. Arie hanya tersenyum di goda begitu. Tante Rani
lalu mencium kening Arie. Kurang lebih Lima menit batang kemaluan Arie
yang sudah mengeluarkan lahar panas bersemayam di liang kewanitaan Tante
Rani, lalu Tante Rani bangkit sambil melihat batang kemaluan Arie.
Melihat batang kemaluan Arie yang mengecil, Tante Rani tersenyum gembira
karena dalam pikirannya bila batang kemaluannya masih berdiri maka ia
harus terus berusaha membuat batang kemaluan Arie tidak berdiri lagi.
Untuk menyakinkannya itu, tangan Tante Rani meraba-raba batang kemaluan
Arie dan menijit-mijitnya dan ternyata setelah dipijit-pijit batang
kemaluan Arie tidak mau berdiri lagi.
"Aduh untung batang
kemaluanmu Rieee... tidak hidup lagi," bisik Tante Rani mesra sambil
berdiri di hadapan Arie, "Soalnya kalau masih berdiri, Tante sudah tidak
kuat Rieee" lanjutnya sambil tersenyum dan Duduk di sebelah Arie.
Sesudah Tante Rani dan Arie berpanutan mereka pun naik ke atas dan masuk
kamar-masing-masing.
Pagi-pagi sekali Arie bangun dari tempat
tidur karena mungkin sudah kebiasaannya bangun pagi, meskipun badannya
ingin tidur tapi matanya terus saja melek. Akhirnya Arie jalan-jalan di
taman untuk mengisi kegiatan agar badannya sedikit segar dan selanjutnya
badannya dapat diajak untuk tidur kembali karena pada hari itu Arie
tidak ada kuliah. Kebiasaan lari pagi yang sering dilakukan diwaktu pagi
pada saat itu tidak dilakukannya karena badannya terasa masih lemas
akibat pertarungan tadi malam dengan tantenya.
Lalu Arie pun
berjalan menuju kolam, tidak dibanyangkan sebelumnya ternyata Tante Rani
ada di kolam sedang berenang. Tante Rani mengenakan celana renang warna
merah dan BH warna merah pula. Melihat kedatangan Arie. Tante Rani
mengajaknya berenang. Arie hanya tersenyum dan berkata, "Nggak ah Tante,
Saya malas ke atasnya." Mendapat jawaban itu, Tante Rani hanya
tersenyum, soalnya Tante Rani mengetahui Arie tidak menggunakan celana
renang. "Sudahlah pakai celana dalam aja," pinta Tante Rani. Tantenya
yang terus meminta Arie untuk berenang. Akhirnya iapun membuka baju dan
celana pendeknya yang tinggal melekat hanya celana dalamnya yang
berwarna biru.
Celana dalam warna biru menempel rapat menutupi
batang kemaluan Arie yang kedinginan. Loncatan yang sangat indah
diperlihatkan oleh Arie sambil mendekati Tante Rani, yang malah menjauh
dan mengguyurkan air ke wajah Arie. Sehingga di dalam kolam renang itu
Tante Rani menjadi kejaran Arie yang ingin membalasnya. Mereka saling
mengejar dan saling mencipratkan air seperti anak kecil. Karena
kecapaian, akhinya Tante Rani dapat juga tertangkap. Arie langsung
memeluknya erat-erat, pelukan Arie membuat Tante Rani tidak dapat lagi
menghindar.
"Udah akh Arie.. Tante capek," seru mesra Tante Rani
sambil membalikkan badannya. Arie dan Tante Rani masih berada di dalam
genangan kolam renang. "Kamu tidak kuliah Rieee," tanya Tante Rani.
"Tidak," jawab Arie pendek sambil meraba bukit kemaluan Tante Rani.
Terkena rabaan itu Tante Rani malah tersenyum sambil memberikan ciuman
yang sangat cepat dan nakal lalu dengan cepatnya ia melepaskan ciuman
itu dan pergi menjauhi Arie. Mendapatkan perlakuan itu Arie menjadi
semakin menjadi bernafsu dan terus memburu tantenya. Dan pada akhirnya
tantenya tertangkap juga. "Sudah ah... Tante sekarang mau ke kantor
dulu," kata Tante Rani sambil sedikit menjauh dari Arie.
Ketika
jaraknya lebih dari satu meter Tante Rani tertawa geli melihat Arie yang
celana dalamnya telah melorot di antara kedua kakinya dengan batang
kemaluannya yang sudah bangkit dari tidurnya. "Kamu tidak sadar Arie,
celana dalammu sudah ada di bawah lutut.." Mendengar itu Arie langsung
mendekati Tante Rani sambil mendekapnya. Tante Rani hanya tersenyum.
"Kasihan kamu, adikmu sudah bangun lagi, tapi Tante tidak bisa
membantumu karena Tante harus sudah pergi," kata Tante Rani sambil
meraba batang kemaluan Arie yang sudah menegang kembali.
Mendengar itu Arie hanya melongo kaget. "Akhh, Tante masa tidak punya
waktu hanya beberapa menit saja," kata Arie sambil tangannya berusaha
membuka celana renang Tante Rani yang berwarna merah. Mendapat perlakuan
itu Tante Rani hanya diam dan ia terus mencium Arie sambiil berkata,
"Iyaaa deh.. tapi cepat, yaa.. jangan lama-lama, nanti ketahuan orang
lain bisa gawat."
0 comments:
Posting Komentar
Jangan lupa komennya ya demi membangun blog ini agar menjadi lebih baik dari sekarang saran anda sangat berarti untuk perkembangan blog ini :)